Senin, 28 November 2011

Bab 2. Perusahaan dan Lingkungan Perusahaan

Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk perusahaannya. Badan usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di pemerintah secara resmi.

Letak perusahaan
Letak perusahaan sering pula disebut tempat kediaman perusahaan, yaitu tempat dimana perusahaan melakukan kegiatannya sehari-hari.Sedangkan istilah tempat kedudukan perusahaan dapat diartikan sebagai tempat kantor pusat perusahaan.
Dengan semakin tajamnya persaingan serta banyaknya perusahaan yang saat ini bermunculan,maka pemilihan letak perusahaan ini sudah tidak mungkin dilakukan dengan cara coba-coba.Karena dengan cara itu perusahaan akan kalah dalam bersaing;disamping waktu harus berpacu,juga efisiensi di bidang biaya perlu mendapat perhatian.Oleh karena itu pemilihan letak perusahaan ini harus dilakukan dan diputuskan melalui beberapa pertimbangan yang disertai fakta yang kongkrit dan lengkap.

Perusahaan dan Lembaga Sosial
Beberapa tahun terakhir ini banyak perusahaan yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan memberikan sumbangan dana untuk kegiatan-kegiatan sosial. Hal ini menarik untuk dicermati dan dijadikan sebagai bahan kajian.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh PIRAC (Public Interst Research and Advocacy center) tentang potensi sumbangan perusahaan-perusahaan dalam kegiatan sosial. Pada tahun 2001 ditemukan angka sebesar 115,3 milliar rupiah dana yang disumbangkan dari 180 perusahaan baik perusahaan lokal, nasional, maupun multinasional di Indonesia.
Fenomena ini sungguh menggembirakan kita semua, mengingat dana tersebut bisa menjadi alternatif pembiayaan program-program pengentasan kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Karena selama ini berbagai kegiatan sosial banyak bergantung dari dana yang dikucurkan pemerintah seperti Jaring Pengaman Sosial (JPS) maupun dana swadaya masyarakat melalui Lembaga Swadaya Masyarakat yang ada. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa perusahaan bisa menjadi salah satu sumber dana lokal yang potensial, mengingat banyaknya perusahaan yang berminat dan memiliki kepedulian dalam mendanai kegiatan kegiatan sosial. Bahkan sumber dana perusahaan ini relatif cukup besar jika dibandingkan dengan dana perorangan atau pemerintah.
Bagi perusahaan itu sendiri, sumbangan dalam aktivitas sosial yang dilakukan merupakan manifestasi dari tanggung jawab sosialnya (corporate social responsibility). Ada empat tanggung jawab perusahaan dalam kaitan ini. Pertama, tanggungjawab ekonomi dengan menghasilkan laba. Kedua, tanggung jawab legal dengan menaati hukum dalam kegiatan usahanya. Ketiga, tanggung jawab etika dengan menghindarkan diri dari praktek-praktek yang bertentangan dengan nilai nilai yang tumbuh di masyarakat. Keempat, tanggungjawab filantropis dengan memberikan kontribusi dana sosial kepada masyarakat. Tanggung jawab filantropis inilah yang mendorong perusahaan untuk memberikan sumbangan terhadap aktivitas-aktivitas sosial.trans
Disisi lain, sejak runtuhnya orde baru, kini mulai banyak bermunculan LSM-LSM yang berkhidmah pada kepedulian terhadap masalah-masalah sosial. Hal ini disebabkan karena ketidakpastian masyarakat terhadap kinerja pemerintah dalam menangani masalah-masalah sosial yang ada sekarang ini.
Masalah kemiskinan contohnya, hal ini menjadi persoalan yang kritis bagi perekonomian negara, bahkan menurut data Biro Pusat Statistik (BPS) sampai akhir tahun 2002 tercatat 38,7 juta atau sekitar 17,8 % dari penduduk Indonesia hidup dibawah garis kemiskinan. Disamping masalah kemiskinan yang begitu besar, perkonomin juga dihadapkan pada persoalan tingginya angka pengangguran. Masih menurut data BPS, tercatat sebanyak 36 juta penduduk Indonesia adalah pengangguran.
Tingginya angka kemiskinan dan pengangguran ini memberikan dampak yang sangat signifikan dalam kehidupan sosial politik dan ekonomi kita. Kita masih ingat, krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat secara drastis yang menimbulkan gejolak sosial politik yang luar biasa. Masih segar dalam ingatan kita, tindakan anarkisme yang berupa pembakaran dan penjarahan habis-habisan sebagai akibat kondisi krisis yang berkepanjangan.
Dampaknya terhadap perekonomian nasional pun sampai saat ini belum bisa dipulihkan. Alih-alih pulih, dengan daya beli masyarakat yang begitu rendahnya masih ditambah dengan rencana kebijakan pemerintah yang kontroversial dengan pencabutan subsidi pendidikan, menaikkan tarif dasar listrik, tarif telpon dan harga BBM, yang menimbulkan gelombang demonstrasi besar dimana-mana.
Sementara itu, sumber-sumber keuangan pemerintah tidak bisa diandalkan sepenuhnya dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang ada. Alokasi dana sosial seperti halnya JPS pun juga tak banyak membantu karena ternyata banyak diselewengkan oleh para pejabat tanpa nurani. Hal ini menjadi kajian publik yang akhirnya mendorong munculnya lembaga lembaga swadaya masayarakat yang melakukan penggalangan dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam berbagai bentuk program sosial. Dan justru dari lembaga-lembaga seperti inilah dana sosial masyarakat terkelola secara amanah dan profesioanal dan tepat sasaran.
Saya ingin mengaitkan potensi dana sosial perusahaan yang disalurkan untuk aktivitas sosial melalui keberadaan lembaga–lembaga swadaya masyarakat yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas sosial secara langsung dengan mengulas keuntungan yang bisa diperoleh bagi perusahaan itu sendiri.
Menurut hasil penelitian PIRAC, selama ini kontribusi dana sosial perusahaan disalurkan melalui empat model kedermawanan. Pertama, keterlibatan secara langsung. Perusahaan menjalankan kegiatan kedermawanannya secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial dan menyerahkan sumbangannya kepada masyarakat tanpa perantara pihak lain. Kedua, melalui yayasan/organisasi sosial yang dibentuk dan dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan menyediakan dana awal, dana abadi ataupun dana rutin bagi aktivitas yayasan tersebut. Ketiga, perusahaan berpartner atau bermitra dengan pihak lain. Biasanya yang menjadi mitra dalam kegiatan-kegiatan tersenut adalah LSM, instansi pemerintah, universitas, dan media masa. Keempat, bergabung dala konsorsium. Perusahaan ikut mendirikan dan menjadi anggota serta mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan.
Dari keempat model tersebut, ternyata model ketigalah yang banyak diminati dan dilakukan oleh perusahan akhir-akhir ini. Yaitu menggandeng mitra dengan organisasi sosial dalam menjalankan kegiatan sosialnya. Kalau dikaji lebih lanjut, menurut pendapat saya model inilah yang memiliki potensi yang menguntungkan bagi kedua belak pihak khususnya bagi perusahaan yang bersangkutan.
Pertama, kontribusi perusahaan dalam kegiatan kedermawanan akan membangun image sosial positif perusahaan sebagai entitas bisnis. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan yang bisa mendongkrak tingkat penjualan produk-produknya sehingga pada akhirnya akan meningkatkan laba perusahaan. Selain itu keberadaan perusahaan akan mendapat simpati dan dukungan masyarakat penerima manfaat dana sosial perusahaan tersebut, terutama masyarakat yang berada di sekitar perusahaan paling menantikan adanya program-program sosial yang menyentuh mereka.
Kedua, bermitra dengan pihak lain khususnya LSM yang kompeten, lewat kerja sama ini perusahaan tidak banyak direpotkan dengan hal-hal teknis pelaksanaan program-program kegiata sosial yang diselenggarakan sehingga akan lebih optimal hasilnya karena ditangani oleh pihak yang dianggap lebih kompeten dan profesional. Selain itu juga akan menimbulkan korelasi positif antara perusahaan dengan lembaga-lembaga swadaya masyarakat.
Ketiga, jika mitra kerjasamanya adalah LSM yang berbentuk LAZ (Lembaga Amil Zakat) yang mendapatkan pengesahan resmi dari pemerintah, maka perusahan akan lebih diuntungkan lagi dengan diberlakukannya UU No 38/1999 tentang Pengelolaan Zakat dan UU No 17/2001 tentang Pajak Penghasilan. Karena dana sosial perusahaan yang berupa zakat secara legal bisa dijadikan sebagai biaya yang dapat dikurangkan atas penghasilan kena pajak dalam penghitungan dan pembayaran pajak penghasilan badan (perusahaan).
Hal ini tidak bisa dilakukan jika dana sosial yang dikeluarkan dalam bentuk sumbangan biasa baik diserahkan langsung maupun melalui LSM-LSM atau yayasan-yayasan yang bukan LAZ. Karena sumbangan atau bantuan semacam ini tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto dalam penghitungan pajak penghasilan perusahaan yang harus dibayarkan kepada pemerintah.
Ini adalah keuntungan yang berlipat ganda bagi perusahaan. Sebuah pilihan yang sangat bijak bagi perusahaan untuk memberikan kontribusi dana sosial dalam bentuk zakat yang disalurkan kepada Lembaga Amil Zakat disahkan. Dan saya kira ini adalah pilihan yang sangat rasional mengingat:

1. Banyak perusahaan-perusahan yang ada di Indonesia sebagian besar sahamnya dikuasai oleh orang muslim yang memiliki kewajiban agama untuk mengeluarkan zakat atas usaha yang dimiliki orang-orang muslim apabila mencapai nishab/batasnya.
2. Zakat bisa dijadikan sebagai biaya yang dapat dikurangkan atas penghasilan kena pajak dalam perhitungan pajak penghasilan perusahaan Dengan demikian akan mengurangi besarnya nilai pajak yang dibayarkan perusahan. Dengan berkurangnya pajak penghasilan secara otomatis akan meningkatkan laba perusahaan. Dengan laba yang besar perusahaan bisa memberikan deviden yang lebih besar kepada para investor/pemegang sahamnya.
Jika devidennya besar maka semakin banyak investor yang berminat menanamkan sahamnya ke perusahaan, dengan demikian modal persuahaan juga semakin besar. Tambahan modal saham tersebut bisa digunakan untuk ekspansi perusahaan. Asumsi ini sesuai dengan keyakinan agama, Allah menjanjikan bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya tidak akan berkurang malah akan semakin bertambah dan berkembang. Ini merupakan barokah atas pelaksanaan kewajiban zakat yang diperintahkan.
3. Dengan menberikan dana sosialnya ke lembaga amil zakat (LAZ) berarti perusahaan turut berartisipasi dalam pengentasan kemiskinan karena dana zakat disalurkan kepada delapan golongan, fakir miskin termasuk diantaranya. Sehingga jika masalah kemiskinan dapat terselesaikan maka daya beli masyarakat akan meningkat dan pangsa pasar produk-produk perusahaan juga semakin meluas seiring dengan meluasnya kesejahteraan sosial. Karena masyarakat jualah yang menjadi konsumen dari produk yang dihasilkan perusahaan.
4. Image sosial perusahaan yang terbangun dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan karena LAZ yang menjadi mitra memiliki status sosial yang terpercaya oleh masyarakat dalam kredibilitasnya sebagai organisasi yang berbasis amanah.

Bab. 1 BISNIS DAN LINGKUNGAN

1.1. PENGERTIAN BISNIS

Semakin banyak ragam jenis kebutuhan kita maka makin banyak pula jenis usaha yang ada. Hal ini disebabkan karena pada hakikatnya bisnis adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia, organisasi ataupun masyarakat luas. Manusia bisnis (Businessman) akan selalu melihat adanya kebutuhan masyarakat dan kemudian mencoba untuk melayaninya secara baik. Dari hal tersebut perusahaan akan mendapatkan keuntungan.

Kalau kita amati dari uraian diatas dapat dilihat adanya bisnis yang menjalankan usahanya dengan mencari keuntungan (dengan motifasi keuntungan, profit motive), akan tetapi ada usaha yang tidak bermotif keuntungan. Sebagai contoh dari bisnis yang tidak bermotif keuntungan (nir laba, non profit motive) adalah sekolah, baik swasta maupun negeri, Perusahaan Air Minum yang biasa dikelolah oleh PDAM, Listrik oleh PLN, jasa pos dan komunikasi oleh PERUMTEL dan masih banyak lagi yang lainnya.

Bisnis juga dapat dibedakan berdasarkan atas jenis kegiatannya. Berdasarkan jenis kegiatannya bisnis dibedakan menjadi 4 macam yaitu :
1. Bisnis Ekstraktif adalah bisnis yang bergerak dalam jenis kegiatan pertambangan atau menggali bahan-bahan tambang yang terkandung dalam perut bumi. Misalnya pabrik semen, tambang timah, aluminium, tembaga, serta PERUM Prtamina yang mengusahakan minyak dan gas bumi.
2. Binis Agraris adalah bisnis yang bergerak di bidang pertanian (termasuk pula pertanian, peternakan dan perunggasan), perkebunan serta kehutanan.
3. Bisnis Industri adalah bisnis yang bergerak di bidang industri manufacturing, misalnya indutri tekstil garmen, mesin-mesin, mebel, pesawat terbang, mobil, sepeda motor, kapal laut maupun pabrik kertas, tapioca dan sebagainya.
4. Bisnis Jasa adalah bisnis yang bergerak dalam bidang jasa yang menghasilkan produk-produk yang tidak berujud seperti jasa pendidikan, kecantikan, perbankan, kesehatan, penanggungan risiko, jasa pariwisata dan sebagainya.

Di samping perbedaan diatas juga ada perbedaan yang lain yaitu atas dasar kegunaan atau kemanfaatan yang diciptakan oleh bisnis itu. Dalam hai ini bisnis dibedakan menjadi 4 yaitu :

1. Kegunaan bentuk (form utility)
Bisnis yang menciptakan kegunaan bentuk adalah bisnis yang berusaha utuk mengubah suatu benda menjadi benda lain yang berbeda bentuknya sehingga menjadi lebih bermanfaat bagi manusia/masyarakat. Sebagai contoh dari bisnis ini adalah Perusahaan Mebel, Perusahaan Tegel, Perusaan Kain, Perusahaan Konfeksi dan sebagainya.

2. Kegunaan tempat (place utility)
Bisnis yang menciptakan kegunaan tempat adalah bisnis yang bergerak dalam bidang transportasi atau pengangkutan, baik angkutan barang maupun angkutan manusia.

3. Keguanaan waktu (time utility)
Bisnis yang menciptakan keguanaan waktu adalah bisnis yang bergerak dalam bidang penyimpanan. Dalam bisnis ini perusahaan berusaha menyimpan barang yang pada waktu itu belum dibutuhkan dan kemudian akan dikeluarkan pada saat barang tersebut dikeluarkan pada waktu yang lebih berguna. Contohnya adalah Dolog atau Bulog.

4. Kegunaan pemilihan (possession utility)
Bisnis yang memindahkan pemilikan barang adalah bisnis yang betgerak dalam bidang perdagangan atau pertokoan. Bisnis ini berusaha memindahkan memindahkan pemilikan barang dari yang tadinya milik pabrik menjadi milik masyarakat.

Sehubungan dalam hal tersebut diatas kita harus menyadari bahwa dalam menjalankan bisnis baik yang bermotif keuntungan maupun yang tidak bermotif keuntungan, harus dilakukan melalui kegiatan tertentu, dimana dalam melakukan kegiatan itu akam memakan banyak ongkos ataupun biaya. Artinya bahwa kita harus berfikir bagaimana kita dapat menutup biaya tersebut agar bisnis dapat terselenggara secara sehat.


1.2. KESEMPATAN BISNIS/USAHA

Bisnis merupakan kegiatan yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu pengusaha haruslah mulai jeli untuk melihat adanya kebutuhan serta perubahan atau pergeseran terhadap kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu kesempatan bisnis akan muncul dari kebutuhan manusia. Dan kita harus tahu bahwa masyarakat akan selalu tumbuh dan berkembang. Perkembangan ini meliputi perkembangan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
Ø Pertumbuhan kuantitatif adalah berupa pertambahan jumlah penduduk sebagai akibat dari kelahiran bayi dan pertambahan ummur penduduk serta kematian.
Ø Perkembangan kualitatif dapat berupa bertambahnya pendidikan, masyarakat akan lebih pandai, bertambahnya penghasilan akan membuat masyarakat lebih kaya
Perbedaan jenis-jenis bisnis tersebut dapat pula kita lakukan atas dasar jenis kegiatannya. Dalam hal ini terdapat beberapa macam yaitu :
a. Ekstraktif, yaitu bisnis yang melakukan kegiatan dalam bidang pertambangan. Sebagai contoh adalah bisnis aluminium, baja, batu bara, batu kali dan sebagainya.
b. Agraria, yaitu yang menjalankan bisnisnya dalam bidang pertanian, misalnya beras, tembakau cengkeh dan sebagainya. Termasul juga dalam perusahaan agraris adalah budi daya perikanan, udang serta peternakan.
c. Industri/manufacturing, yaitu bisnis yang bergerak di bidang industri seperti tekstil, garmen, konfeksi, mebel, arloji, sepeda, pesawat terbang serta kapal laut.
d. Jasa, yaitu usaha yang bergerak dalam memenuhi kebutuhan pelayanan jasa bagi masyarakat misalnya jasa kecantikan, jasa pendidikan, foto copy dan sebagainya.

Berdasarkan atas dasar bentuk kegunaan yang diciptakannya maka bisnis dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu :
a. Kegunaan bentuk (form utility)
Bisnis ini merupakan jenis usaha yang kegiatannya mengubah bentuik dari suatu bentuk tertentu menjadi barang lain yang lain pula bentuknya. Misalnya perusahaan roti, kain, genteng dan sebagainya.
b. Kegunaan tempat (place utility)
Bisnis ini menciptakan kegunaan tempat yang berupa memindahkan sesuatu dari suatu tempat yang kurang bermanfaat dipindahkan ke tempat yang lebih bermanfaat. Perusahaan ini bergerak dalam bidang transportasi baik pengangkutan barang maupun manusia.
c. Keguanaan waktu (time utility)
Bisnis ini merupakan usaha penyimpanan yang bermaksud untuk menyimpan barang dari suatu waktu yang pada saat itu kurang bermanfaat untuk nantinya dikeluarkan pada saat barang tersebut lebih bermanfaat.
d. Kegunaan milik (possession utility)
Bisnis ini menjalankan usaha untuk menciptakan atau memenuhi kegunaan pemilikan terhadap sesuatu barang atau jasa. Misalnya kebutuhan untuk memiliki kesehatan, kecantikan, pendidikan, keamanan dan sebagainya.

Semua orang membutuhkan makanan, minuman dan sebagainya bahkan tidak jarang juga membutuhkan penghargaan dari masyarakat untuk menunjukan kebolehan dalam suatu bidang tertentu kepada masyarakat. Kebutuhan tersebut oleh Abraham Maslow dalam teorinya tentang “Teori Hieraki Kebutuhan Manusia” disebutkan bahwa kebutuhan manusia itu memiliki struktur yang berjenjang, mulai dari jenjang kebutuhan yang paling dasar sampai yang paling tinggi.

Adapun hierakhi kebutuhan manusia itu adalah sebagai berikut ;
1. Kebutuhan Fisiologik (Jasmaniah/fisik)
Kebutuhan dasar/fisiologik, terhadap kebutuhan ini dapat dilaksanakan usaha atau bisnis makanan, pakaian dan sebagainya.

2. Kebutuhan Rasa Aman
Kebutuhan rasa aman, dalam hal ini bisnis dapat dieksploitasikan, misalnya bisnis sepatu, helm, bemper tambahan pada mobil dan sebagainya.

3. Kebutuhan Sosial (Kemasyarakatan/berteman)
Kebutuhan ini adalah kebutuhan kemasyarakatan maka bisnisnya adalah berupa usaha pendidikan umum, pendidikan ketrampilan, pendidikan moral dan sebagainya.

4. Kebutuhan Harga Diri
Produk-produk yang dapat dikembangkan guna memenuhi kebutuhan ini adalah berupa produk yang bermutu lebih baik, seperti restoran yang bagus, video serta barang-barang yang mewah.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Pernyataan Jati Diri)
Bisnis yang melayani kebutuhan ini adalah berupa bisnis yang mampu membawa atau menunjukkan jati diri seseorang misalnya arena balap sepeda, sepeda motor, arena pameran lukisan dan lain-lain.
Kebutuhan menurut Abraham Maslow merupakan kebutuhan yang berjenjang mulai yang paling bawah sampai yang tertinggi.

1.3. PENGARUH LINGKUNGAN
Perkembangan masyarakat sangat dipengaruhi perkembangan masyarakat, baik lingkungan alam maupun lingkungan social kemasyarakatan. Suatu keadaan dimana tersedia tanah perumahan semakin sulit mendorong masyarakat untul menyenangi rumah susun. Gambaran tersebut menunjukan pengaruh lingkungan alamiah terhadap perkembangan bisnis.

Factor lingkungan tersebut dapat berupa :
a. Alam
b. Ekonomi
c. Teknologi
d. Sosial
e. Budaya
f. Pemerintah
g. Hubungan Internasional

Factor tersebut diatas akan menimbulkan kesempatan / potensi bisnis serta pergeseran-pergeseran terhadap potensi bisnis itu. Factor-faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Faktor Alam
Factor lingkungan alam sangat berpengaruh terhadap kesempatan bisnis beserta perkembangannya. Suatu Negara kaya akan lahan pertanian yang subur seperti Indonesia akan lebih cenderung untuk mengembangkan kesempatan bisnis dari hasil-hasil pertanian.

b. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi akan sangat mempengaruhi potensi dunia usaha. Kondisi Ekonomi yang tumbuh (growth) atau sering juga disebut boom atau prosperity akan mengakibatkan naiknya penghasilan masyarakat yang akhirnya akan meningkatkan kebutuhan masyarakat dalam segala bidang baik kuantitatif maupun kualitatif.

c. Faktor Teknologi
Teknologi merupakan ilmu yang mengupayakan agar selalu tercipta metode-metode kerja yang lebih baik dalam melakukan suatu pekerjaan.

d. Faktor Sosial
Masyarakat tumbuh dan berkembang, misalnya adanya perkembangan pendidikan membuat masyarakat lebih pandai dan ingin lebih pandai lagi. Sehingga semua orang mendambakan menjadi pemuda yang profesional atau yang sering dikenal sebagai “YUPPIES” singkatan dari Young and Proffesionals.

e. Faktor Budaya
Perkembangan yang bagus dan menarik di tanah air saat ini adalah kesadaran untuk melestarikan budaya tradisional milik bangsa. Kondisi ini memiliki manfaat ganda yaitu pertama menangkal masuknya budaya asing yang kurang sesuai dengan budaya kita dan kedua adalah menjadikan bisnis kita menjadi raja dinegeri sendiri.

f. Faktor Pemerintah
Kebijaksanaan pemerintah akan sangat mempengaruhi kesempatan bisnis maupun kondisi bisnis pada umumnya. Kebijaksanaan DEREGULASI yang dilakukan pemerintah Republik Indonesia selama ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan bisnis kita yang semakin mantap baik dalam hal volume omset maupun daya saingnya.

Secara kuantitatif dunia bisnis telah berkembang dengan pesat terbukti dari perkembangan volume ekspor yang semakin lama semakin berkembang.

g. Hubungan/Pergaulan Internasional
Factor yang terakhir adalah hubungan antar bangsa. Saat ini kita sedang masuk dalam abad komunikasi. Dalam keadaan seperti ini kita dapat mengetahui kejadian di seluruh dunia. Dengan kndisi seperti ini maka tidak satu pun Negara yang luput dari pengaruh Negara lainnnya. Politik suatu Negara sangat berpengaruh pada kebijaksanaan Negara lain. Hal ini yang menimbulkan gejala “GLOBALISASI”. Gejala ini mempunyai hubungan yang sangat erat dengan dunia bisnis, disini dapat dijelaskan bahwa kegiatan bisnis suatu Negara yang baik dan kuat akan cepat mempengaruhi bisnis Negara lain.

DINAMIKA LINGKUNGAN
Kebutuhan manusia merupakan kesempatan bisnis. Kesempatan bisnis akan dipengaruhi oleh fakto-faktor lingkungan, baik lingkungan alami maupun lingkungan yang non alami. Hal ini disbabkan karena lingkungan alami selalu bersifat dinamis dengan kata lain akan selalu berkembang, terutama lingkungan yang non alami yaitu lingkungan masyarakat.

1.4. PENDEKATAN DALAM MELIHAT BISNIS DAN LINGKUNGAN

Kesempatan bisnis serta bisnis itu akan selalu dipengaruhi oleh lingkungan. Hubungan antar bisnis dengan lingkungan sangat erat. Perusahaan yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan akan tersingkir dari kancah persaingan bisnis. Hubungan antar bisnis dengan dengan lingkungan kemudian ditelaah oleh para usahawan. Pada mulanya telaah dilakukan secara tradisional yaitu mereka beranggapan bahwa bisnisnyalah yang merupakan hal yang terpenting atau yang menduduki titik sentral sedangkan lingkungan merupakan hal sekunder yang mengelilingi bisnisnya. Pandangan tradisional tersebut sering disebut dengan yang berorientasi produsen atau “Producer Oriented Aproach”. Pandangan itu memang cocok dengan kondisi saat itu , dimana pada saat itu keadaannya disebut sebagai “seller’s market”, yang artinya produsen masih langka sehingga barang apapun yang dihasilkan akan selalu terjual.

Akan tetapi keadaan itu berubah, dimana pengusaha menjadi bertambah banyak dan masyarakat menjadi lebih selektif sehingga timbulah persaingan yang ketat diantara para pengusaha. Hanya pengusaha yang mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan konsumenlah yang mampu bertahan. Keadaan ini disebut “buyer’s market” atau “pasar pembeli” yaitu keadaan dimana pembeli yang akan menentukan semuanya dan bukan bukan penjual. Dalam hal ini berlaku suatu ungkapan “pembeli adalah raja”.

Dalam hal ini siapa yang berhasil mendekati konsumen dialah yang akan bertahan dalam kancah persaingan bisnis. Pada saat seperti inilah pengusaha harus pandai melihat factor lingkungan. Jadi dalam hal ini yang merupakan factor yang sentral adalah masyarakat atau konsumen sedangkan pengusaha atau bisnisman mengelilinginya untuk melayani kebutuhan secara lebih baik sesuai dengan selera konsumen. Pandangan ini disebut “Consumer Oriented Approach” atau “pendekatan yang berorientasi konsumen”.

PERUSAHAAN SEBAGAI SUATU SISTEM LOGISTIK DAN SISTEM MANAGEMEN
Perusahaan yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan akan berhasil melangsungkan hidupnya. Dalam hal ini perusahaan dapat dibedakan menjadi dua proses yaitu :

1. Proses Logistik
Proses logistik yaitu meliputi proses perubahan atau transformasi dari factor-faktor produksi (input) yang berupa bahan dasar, tenaga kerja, modal, mesin-mesin yang berasal dari masyarakat menjadi produk atau barang lain atau jasa (output) yang kemudian dilemparkan ke pasar.

2. Proses Manajemen
Proses manajemen meliputi pengendalian informasi yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam proses logistik.

Manajemen sebagai proses meliputi tiga macam kegiatan atau keputusan yaitu dijelaskan sebagai berikut : 
a. Keputusan Strategis
Keputusan strategis membentuk hubunngan antara perusahaan dengan lingkungan dan perhatian utama ditunjukan kepada pembentukan dan pemeliharaan kombinasi produk dan jasa yang ditawarkan di pasar.
b. Keputusan Administratif
Keputusan administratif berhubungan dengan pembentukan struktur organisasi perusahaan, meliputi tidak hanya organisasi formal tetapi juga bentuk komunikasi , status evaluasi dan system penghargaan.
c. Keputusan Operasional
Keputusan operasional berkaitan dengan penentuan kegiatan-kegiatan pada bagian operasional di perusahaan dalam hubungannya dengan aliran proses produksi atau proses logistik.

KONSEP NILAI/LABA
Nilai ekonomis diciptakan oleh kegiatan yang terjadi dalam mekanisme pasar antara pembeli dengan penjual. Dalam transaksi pembelian maka keduabelah pihak memperoleh imbalan. Besarnya imbalan ditentukan oleh perbedaan antara nilai dari suatu yang diberikan dengan nilai dari sesuatu yang diterima. Kelebihan nilai tersebut disebut dengan laba. Dengan keuntungan tersebut maka perrusahaan dapat memperluas usahanya.

STRATEGI PERUSAHAAN (CORPORATE STRATEGY)
Strategi adalah pedoman arah dan kebijakan yang disesuaikan dengan kondisi kekuatan dan kelemahan perusahaan (a patern of purpose and policies which are unique to the firm – Keneth R. Andrew, “New Horizons in Corporate Strategy”, Mc Kinsey Quaterly, Winter 1971 p. 34 – 43). Lebih realistik lagi strategi perusahaan adalah sebuah rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan keterbatasan dengan factor-faktor produksinya, perubahan lingkungan dan persaingan. Dengan kata lain kita harus melakukan sinkronisasi terhadap persoalan jangka panjang dan jangka pendek atau persoalan operasional, administrative dan strategis.

1.5. HAKIKAT BISNIS
Seorang bisnisman atau wirausahawan akan melihat kebutuhan masyarakat lingkungannya. Upaya ini merupakan proses mengidentifikasi potensi bisnis (potensi pasar), bahkan dalam hal ini biasanya diikuti dengan perkiraannya serta antisipasinya atas pertumbuhan potensi pasar tersebut dimasa depan. Disamping itu dia juga akan memperhitungkan adanya persaingan yang timbul dari pengusaha lain yang juga bergerak dalam melayani kebutuhan pasar yang sejenis. Disisi lain pengusaha haruslah memikirkan tesedianya suber daya serta sumber dana beserta cara-cara yang sebaik-baiknya guna melayani kebutuhan pasar tersebut dengan memproduksikan dan menyajikan barang atau jasa yang dihasilkannya itu kepada masyarakat. Dalam hal ini tentu saja diharapkan hasil yang diperolehnya itu akan melebihi biaya atau ongkos yang dikorbankannya dalam kegiatan bisnis itu. Kelebihan hasil diatas ongkosnya itulah yang merupakan laba/keuntungannya.

1.6. MENGAPA BELAJAR BISNIS?
Dewasa ini semakin banyak orang atau pihak-pihak yang berkeinginan untuk mempelajari bidang bisnis ini. Tidak hanya para ekonom, para pengusaha praktisi bisnis saja akan tetapi juga para teknokrat, para birokrat, para insinyur, para dokter dan bahkan para seniman pun berkeinginan untuk mempelajarinya. Banyak pula para mahasiswa yang memilih bidang bisnis atau menejemen bisnis ini.

Beberapa alas an yang pada umumnya merupakan motivasi mereka untuk memepelajari bidang bisnis ini adalah :

1. Karier Dimasa Depan
Bidang-bidang karier ini pada umumnya meliputi keahlian dibidang-bidang :
· Keuangan atau perbankan
· Pemasaran
· Akuntansi
· Produksi dan Operasi
· Data Processing
· Personalia

Sehubungan dengan alasan-alasan itu banyak pula yang mempelajari bisnis ini secara formal untuk meraih jenjang kenaikan karier yang selama ini sudah ditekuninya.

2. Membuka Bisnis Sendiri atau Berwiraswasta
Hal ini dimaksudkan untuk mempelajari prinsip dasar serta konsep dan metode untuk menjalankan bisnis secara professional dan menguntungkan. Alas an ini banyak pula dimiliki oleh bisnisman yang telah berwiraswasta untuk memperbaiki performance bisnis mereka selama ini para wmemang mendambakan pengetahuan bisnis atau manajemen bisnis ini karena dengan metode yang lebih baik mereka akan lebih berhasil.

3. Pengendalian Masalah-masalah Sosial
Semua orang akan selalu terlibat dengan kegiatan bisnis hal ini tidak jarang kegiatan bisnis menimbulkan gangguan masyarakat dan lingkungan, baik gangguan alami maupun gangguan manusiawi. Gangguan tersebut dapat berupa polusi udara, polusi suara, polusi air limbah industri, pelestarian hutan, serta alam yang lain. Masalah-masalah perburuhan juga akan muncul dari kegiatan bisnis ini misalnya tentang upah minimum, keselamatan kerja, kesejahteraan karyawan, bahkan program KB.

Bagaimana Mempelajari Bisnis
Dunia bisnis kita telah berkembang pesat dan lapangan kerja serta karier banyak terbuka dalam bidang ini baik bisnis yang bermotif keuntungan maupun yang nir-laba, baik swasta maupun pemerintah, baik domestic maupun yang berskala internasional. Hal itu semua akan memerlukan pendidikan terutama pendidikan formal untuk mengajarkan konsep-konsep, prinsip-prinsip serta metode yang tepat dalam menjalankan bisnis secara sehat.

Bisnis dapat di pelajari baik secara fomal maupun non formal. Pendidikan formal dilaksanakan melalui lembaga-lembaga pendidikan seperti Akademi, Universitas, Sekolah Tinggi, Institut dan sebagainya. Dalam pendidikan formal ini akan diberikan kerangka pikir dan kerangka kerja untuk dikombinasikan dengan ketrampilan dan pengalamannya guna membentuk landasan usaha yang lebih kokoh dan dinamis. Dalam hal ini pelajaran bisnis pada umumnya akan dibagi kedalam beberapa bidang studi seperti Keuangan, Pemasaran, Produksi dan Operasi, Personalia, Akuntansi, Biaya, Manajemen Umum dan sebagainya.




mustikade@student.gunadarma.ac.id
http://28211188.student.gunadarma.ac.id/tugas.html